1
Saudara-saudaraku!
Saudara
semuanya
sudah
mengenal
hukum.
Jadi,
kalian
tahu
bahwa
kekuasaan
hukum
atas
seseorang,
berlaku
hanya
selama
orang
itu
masih
hidup.
2
Seorang
wanita
yang
bersuami,
umpamanya,
terikat
oleh
hukum
kepada
suaminya
hanya
selama
suaminya
masih
hidup.
Kalau
suaminya
mati,
istri
itu
bebas
dari
hukum
yang
mengikatnya
kepada
suaminya.
3
Kalau
wanita
itu
hidup
dengan
laki-laki
yang
lain
pada
waktu
suaminya
masih
hidup,
maka
wanita
itu
dikatakan
berzinah.
Tetapi
kalau
suaminya
meninggal,
maka
secara
hukum,
wanita
itu
sudah
bebas.
Dan
kalau
ia
kawin
lagi
dengan
seorang
laki-laki
yang
lain,
maka
ia
tidak
berzinah.
4
Begitu
juga
halnya
dengan
kalian,
Saudara-saudaraku.
Terhadap
hukum
agama
Yahudi
kalian
sudah
mati,
karena
kalian
telah
dipersatukan
dengan
tubuh
Kristus
dan
menjadi
kepunyaan
Dia
yang
sudah
dihidupkan
kembali
dari
kematian.
Ia
dihidupkan
dari
kematian
supaya
kita
menjadi
berguna
bagi
Allah
dalam
kehidupan
kita.
5
Sebab,
dahulu
kita
hidup
menurut
sifat-sifat
manusia.
Pada
waktu
itu
keinginan-keinginan
yang
berdosa,
yang
timbul
karena
adanya
hukum
agama,
memegang
peranan
dalam
diri
kita.
Itu
sebabnya
kita
melakukan
hal-hal
yang
mengakibatkan
kematian.
6
Tetapi
sekarang
kita
tidak
lagi
terikat
pada
hukum
agama
Yahudi.
Kita
sudah
mati
terhadap
hukum
yang
dahulunya
menguasai
kita.
Kita
tidak
lagi
mengabdi
dengan
cara
yang
lama,
menurut
hukum
yang
tertulis.
Sekarang
kita
mengabdi
menurut
cara
baru
yang
ditunjukkan
oleh
Roh
Allah
kepada
kita.
7
Kalau
begitu,
apakah
yang
dapat
kita
katakan?
Bahwa
hukum
agama
Yahudi
jahat?
Tentu
tidak!
Tetapi
hukum
itulah
yang
mengajar
saya
tentang
dosa.
Saya
tidak
akan
tahu
tamak
itu
apa,
kalau
hukum
agama
tidak
mengatakan, "
Janganlah
tamak."
8
Melalui
hukum
agama,
dosa
mendapat
kesempatan
untuk
menimbulkan
segala
macam
keinginan
yang
tamak
di
dalam
hati
saya;
sebab
kalau
hukum
agama
tidak
ada,
maka
dosa
pun
mati.
9
Saya
dahulu
hidup
tanpa
hukum
agama.
Tetapi
ketika
hukum
agama
muncul,
dosa
mulai
hidup
10
dan
saya
mati.
Maka
hukum
agama
itu,
yang
mulanya
dimaksudkan
untuk
memberi
hidup,
malah
mendatangkan
kematian
kepada
saya.
11
Karena
melalui
hukum
agama
itu,
dosa
mengambil
kesempatan
menipu
dan
membunuh
saya.
12
Hukum
agama
berasal
dari
Allah,
dan
setiap
perintah
dalam
hukum
itu
datangnya
dari
Allah,
jadi
adil
dan
baik.
13
Nah,
apakah
ini
berarti
bahwa
yang
baik
itu
mendatangkan
kematian
bagi
saya?
Tentu
tidak!
Dosalah
yang
mendatangkan
kematian
itu.
Dengan
memakai
yang
baik,
dosa
mendatangkan
kematian
kepada
saya,
supaya
sifat-sifat
dosa
kelihatan
dengan
jelas.
Melalui
perintah-perintah
Allah,
terbuktilah
betapa
jahatnya
dosa.
14
Kita
tahu
bahwa
hukum
agama
Yahudi
berasal
dari
Roh
Allah;
tetapi
saya
ini
manusia
lemah.
Saya
sudah
dijual
untuk
menjadi
hamba
dosa.
15
Sebab
saya
sendiri
tidak
mengerti
perbuatan
saya.
Hal-hal
yang
saya
ingin
lakukan,
itu
tidak
saya
lakukan;
tetapi
hal-hal
yang
saya
benci,
itu
malah
yang
saya
lakukan.
16
Nah,
kalau
saya
melakukan
hal-hal
yang
bertentangan
dengan
keinginan
saya,
itu
berarti
saya
mengakui
bahwa
hukum
agama
Yahudi
itu
baik.
17
Jadi,
bukan
lagi
saya
sebenarnya
yang
melakukan
itu,
melainkan
dosa
yang
menguasai
diri
saya.
18
Saya
tahu
bahwa
tidak
ada
sesuatu
pun
yang
baik
di
dalam
diri
saya;
yaitu
di
dalam
tabiat
saya
sebagai
manusia.
Sebab
ada
keinginan
pada
saya
untuk
berbuat
baik,
tetapi
saya
tidak
sanggup
menjalankannya.
19
Saya
tidak
melakukan
yang
baik
yang
saya
ingin
lakukan;
sebaliknya
saya
melakukan
hal-hal
yang
jahat,
yang
saya
tidak
mau
lakukan.
20
Kalau
saya
melakukan
hal-hal
yang
saya
tidak
mau
lakukan,
itu
berarti
bukanlah
saya
yang
melakukan
hal-hal
itu,
melainkan
dosa
yang
menguasai
diri
saya.
21
Jadi,
saya
mengambil
kesimpulan
bahwa
hukum
inilah
yang
memegang
peranan:
yaitu
bahwa
kalau
saya
mau
melakukan
yang
baik,
maka
hanya
yang
jahat
saja
yang
timbul
pada
saya.
22
Batin
saya
suka
akan
hukum
Allah,
23
tetapi
saya
sadar
bahwa
dalam
diri
saya
ada
pula
hukum
lain
yang
memegang
peranan
--
yaitu
hukum
yang
berlawanan
dengan
hukum
yang
diakui
oleh
akal
budi
saya.
Itu
sebabnya
saya
terikat
pada
hukum
dosa
yang
memegang
peranan
di
dalam
diri
saya.
24
Nah,
beginilah
keadaan
saya:
saya
mentaati
hukum
Allah
dengan
akal
budi
saya,
tetapi
dengan
tabiat
manusia
saya,
saya
takluk
pada
dosa.
Alangkah
celakanya
saya
ini!
Siapakah
yang
mau
menyelamatkan
saya
dari
badan
ini
yang
membawa
saya
kepada
kematian?
Syukur
kepada
Allah!
Ia
mau
menyelamatkan
saya
melalui
Yesus
Kristus.
25
(7:24)