Siapakah
seperti
orang
berhikmat?
Dan
siapakah
yang
mengetahui
keterangan
setiap
perkara?
Hikmat
manusia
menjadikan
wajahnya
bercahaya
dan
berubahlah
kekerasan
wajahnya.
Patuhilah
perintah
raja
demi
sumpahmu
kepada
Allah.
Janganlah
tergesa-gesa
pergi
dari
hadapannya,
janganlah
bertahan
dalam
perkara
yang
jahat,
karena
ia
berbuat
apa
yang
dikehendakinya.
Karena
titah
raja
berkuasa;
siapakah
yang
akan
mengatakan
kepadanya:
"Apakah
yang
baginda
buat?"
Siapa
yang
mematuhi
perintah
tidak
akan
mengalami
perkara
yang
mencelakakan,
dan
hati
orang
berhikmat
mengetahui
waktu
pengadilan,
karena
untuk
segala
sesuatu
ada
waktu
pengadilan,
dan
kejahatan
manusia
menekan
dirinya.
Sesungguhnya,
ia
tak
mengetahui
apa
yang
akan
terjadi,
karena
siapakah
yang
akan
mengatakan
kepadanya
bagaimana
itu
akan
terjadi?
Tiada
seorang
pun
berkuasa
menahan
angin
dan
tiada
seorang
pun
berkuasa
atas
hari
kematian.
Tak
ada
istirahat
dalam
peperangan,
dan
kefasikan
tidak
melepaskan
orang
yang
melakukannya.
Semua
ini
telah
kulihat
dan
aku
memberi
perhatian
kepada
segala
perbuatan
yang
dilakukan
di
bawah
matahari,
ketika
orang
yang
satu
menguasai
orang
yang
lain
hingga
ia
celaka.
Aku
melihat
juga
orang-orang
fasik
yang
akan
dikuburkan
boleh
masuk,
sedangkan
orang
yang
berlaku
benar
harus
pergi
dari
tempat
yang
kudus
dan
dilupakan
dalam
kota.
Ini
pun
sia-sia.
Oleh
karena
hukuman
terhadap
perbuatan
jahat
tidak
segera
dilaksanakan,
maka
hati
manusia
penuh
niat
untuk
berbuat
jahat.
Walaupun
orang
yang
berdosa
dan
yang
berbuat
jahat
seratus
kali
hidup
lama,
namun
aku
tahu,
bahwa
orang
yang
takut
akan
Allah
akan
beroleh
kebahagiaan,
sebab
mereka
takut
terhadap
hadirat-Nya.
Tetapi
orang
yang
fasik
tidak
akan
beroleh
kebahagiaan
dan
seperti
bayang-bayang
ia
tidak
akan
panjang
umur,
karena
ia
tidak
takut
terhadap
hadirat
Allah.
Ada
suatu
kesia-siaan
yang
terjadi
di
atas
bumi:
ada
orang-orang
benar,
yang
menerima
ganjaran
yang
layak
untuk
perbuatan
orang
fasik,
dan
ada
orang-orang
fasik
yang
menerima
pahala
yang
layak
untuk
perbuatan
orang
benar.
Aku
berkata:
"Ini
pun
sia-sia!"
Oleh
sebab
itu
aku
memuji
kesukaan,
karena
tak
ada
kebahagiaan
lain
bagi
manusia
di
bawah
matahari,
kecuali
makan
dan
minum
dan
bersukaria.
Itu
yang
menyertainya
di
dalam
jerih
payahnya
seumur
hidupnya
yang
diberikan
Allah
kepadanya
di
bawah
matahari.
Ketika
aku
memberi
perhatianku
untuk
memahami
hikmat
dan
melihat
kegiatan
yang
dilakukan
orang
di
dunia
tanpa
mengantuk
siang
malam,
maka
nyatalah
kepadaku,
bahwa
manusia
tidak
dapat
menyelami
segala
pekerjaan
Allah,
yang
dilakukan-Nya
di
bawah
matahari.
Bagaimanapun
juga
manusia
berlelah-lelah
mencarinya,
ia
tidak
akan
menyelaminya.
Walaupun
orang
yang
berhikmat
mengatakan,
bahwa
ia
mengetahuinya,
namun
ia
tidak
dapat
menyelaminya.