Nama
yang
harum
lebih
baik
dari
pada
minyak
yang
mahal,
dan
hari
kematian
lebih
baik
dari
pada
hari
kelahiran.
Pergi
ke
rumah
duka
lebih
baik
dari
pada
pergi
ke
rumah
pesta,
karena
di
rumah
dukalah
kesudahan
setiap
manusia;
hendaknya
orang
yang
hidup
memperhatikannya.
Bersedih
lebih
baik
dari
pada
tertawa,
karena
muka
muram
membuat
hati
lega.
Orang
berhikmat
senang
berada
di
rumah
duka,
tetapi
orang
bodoh
senang
berada
di
rumah
tempat
bersukaria.
Mendengar
hardikan
orang
berhikmat
lebih
baik
dari
pada
mendengar
nyanyian
orang
bodoh.
Karena
seperti
bunyi
duri
terbakar
di
bawah
kuali,
demikian
tertawa
orang
bodoh.
Ini
pun
sia-sia.
Sungguh,
pemerasan
membodohkan
orang
berhikmat,
dan
uang
suap
merusakkan
hati.
Akhir
suatu
hal
lebih
baik
dari
pada
awalnya.
Panjang
sabar
lebih
baik
dari
pada
tinggi
hati.
Janganlah
lekas-lekas
marah
dalam
hati,
karena
amarah
menetap
dalam
dada
orang
bodoh.
Janganlah
mengatakan:
"Mengapa
zaman
dulu
lebih
baik
dari
pada
zaman
sekarang?"
Karena
bukannya
berdasarkan
hikmat
engkau
menanyakan
hal
itu.
Hikmat
adalah
sama
baiknya
dengan
warisan
dan
merupakan
suatu
keuntungan
bagi
orang-orang
yang
melihat
matahari.
Karena
perlindungan
hikmat
adalah
seperti
perlindungan
uang.
Dan
beruntunglah
yang
mengetahui
bahwa
hikmat
memelihara
hidup
pemilik-pemiliknya.
Perhatikanlah
pekerjaan
Allah!
Siapakah
dapat
meluruskan
apa
yang
telah
dibengkokkan-Nya?
Pada
hari
mujur
bergembiralah,
tetapi
pada
hari
malang
ingatlah,
bahwa
hari
malang
ini
pun
dijadikan
Allah
seperti
juga
hari
mujur,
supaya
manusia
tidak
dapat
menemukan
sesuatu
mengenai
masa
depannya.
Dalam
hidupku
yang
sia-sia
aku
telah
melihat
segala
hal
ini:
ada
orang
saleh
yang
binasa
dalam
kesalehannya,
ada
orang
fasik
yang
hidup
lama
dalam
kejahatannya.
Janganlah
terlalu
saleh,
janganlah
perilakumu
terlalu
berhikmat;
mengapa
engkau
akan
membinasakan
dirimu
sendiri?
Janganlah
terlalu
fasik,
janganlah
bodoh!
Mengapa
engkau
mau
mati
sebelum
waktumu?
Adalah
baik
kalau
engkau
memegang
yang
satu,
dan
juga
tidak
melepaskan
yang
lain,
karena
orang
yang
takut
akan
Allah
luput
dari
kedua-duanya.
Hikmat
memberi
kepada
yang
memilikinya
lebih
banyak
kekuatan
dari
pada
sepuluh
penguasa
dalam
kota.
Sesungguhnya,
di
bumi
tidak
ada
orang
yang
saleh:
yang
berbuat
baik
dan
tak
pernah
berbuat
dosa!
Juga
janganlah
memperhatikan
segala
perkataan
yang
diucapkan
orang,
supaya
engkau
tidak
mendengar
pelayanmu
mengutuki
engkau.
Karena
hatimu
tahu
bahwa
engkau
juga
telah
kerapkali
mengutuki
orang-orang
lain.
Kesemuanya
ini
telah
kuuji
untuk
mencapai
hikmat.
Kataku:
"Aku
hendak
memperoleh
hikmat,"
tetapi
hikmat
itu
jauh
dari
padaku.
Apa
yang
ada,
itu
jauh
dan
dalam,
sangat
dalam,
siapa
yang
dapat
menemukannya?
Aku
tujukan
perhatianku
untuk
memahami,
menyelidiki,
dan
mencari
hikmat
dan
kesimpulan,
serta
untuk
mengetahui
bahwa
kefasikan
itu
kebodohan
dan
kebebalan
itu
kegilaan.
Dan
aku
menemukan
sesuatu
yang
lebih
pahit
dari
pada
maut:
perempuan
yang
adalah
jala,
yang
hatinya
adalah
jerat
dan
tangannya
adalah
belenggu.
Orang
yang
dikenan
Allah
terhindar
dari
padanya,
tetapi
orang
yang
berdosa
ditangkapnya.
Lihatlah,
ini
yang
kudapati,
kata
Pengkhotbah:
Sementara
menyatukan
yang
satu
dengan
yang
lain
untuk
mendapat
kesimpulan,
yang
masih
kucari
tetapi
tidak
kudapati,
kudapati
seorang
laki-laki
di
antara
seribu,
tetapi
tidak
kudapati
seorang
perempuan
di
antara
mereka.
Lihatlah,
hanya
ini
yang
kudapati:
bahwa
Allah
telah
menjadikan
manusia
yang
jujur,
tetapi
mereka
mencari
banyak
dalih.